Popular Post

Jumat, 23 September 2011


Di pasar swalayan kita ditawari 'green bag'. Saat di mal, ada agen yang aktif promosikan apartemen 'green building'. Kemudian saat di jalan tol, ada spanduk kontraktor yang juga katanya 'green'.
Iya, dijaman sekarang ini kita dikelilingi oleh berbagai iklan produk dan jasa yang diberi warna hijau. Lalu, bagaimana kita bisa mengerti mana klaim green yang sesungguhnya, dan mana yang palsu ('greenwashing')? Mari kita gali.
Nanti dulu -- memangnya apaan sih 'greenwashing' itu? Apakah maksudnya mencuci pakai sabun hijau?
Eh ternyata bukan. Greenwashing sebenarnya adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memberi kesan pada konsumennya bahwa mereka bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup--namun hanya pura-pura.
Misalnya apa nih? Contohnya banyak.
§  Perusahaan yang mendanai penanaman ribuan pohon tetapi setelah itu ditinggal sampai pohon tersebut mati.
§  Produk kertas, misalnya copy paper, dengan logo "green" (seolah-olah kertas ini sudah disertifikasi sebagai kertas ramah lingkungan), padahal logo sertifikasi tersebut buatan perusahaan itu sendiri!
§  Pasar swalayan yang katanya menyediakan tas belanja untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Tapi pada prakteknya, saat konsumen ingin membayar, kasirnya tidak pernah bertanya pada konsumen,"mau pakai plastik atau bawa tas?"
§  Kompleks perumahan yang dipromosikan sebagai eco atau green karena ada banyak taman/pepohonan, namun setiap rumah didesain untuk boros menggunakan listrik, tidak menyediakan sistem pengelolaan sampah RT, air hujan dari atap masuk ke selokan (bukan ke sumur resapan), tidak ada transportasi umum (akibatnya warga tetap harus pakai mobil/motor untuk berkaktivitas) dan tidak menyediakan fasilitas yang aman bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda.
§  Perusahaan bikin acara seperti konser, bazaar, dan festival dengan label "green", sementara dalam pelaksanaannya ada banyak sampah yang bertebaran (mis. sampah brosur, plastik dan styrofoam); sampah hanya dibersihkan oleh petugas kebersihan dan dibuang ke TPA, tidak dipilah/didaur ulang; konsumsi panitia diberikan dalam kotak styrofoam dan gelas plastik; pengunjung tidak dihimbau untuk menggunakan kendaraan umum atau sepeda; dan acara menggunakan listrik yang sangat besar.
§  Perusahaan yang bikin acara lingkungan, padahal produknya berbahaya bagi lingkungan atau perusahaan tersebut belum bertanggung jawab mengelola sampah dari kemasan produknya.

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. Info styrofoam itu memang benar, mengandung kalsinogen yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu sangat sekali membungkus makanan dengan styrofoam. Jika memang Anda adalah pengusaha makanan, sebaiknya gunakan Dus Makanan yang standar food grade.

    BalasHapus

- Copyright © 2013 ....:|| Rizqy Fadholi ||:.... - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -